Paradigma: Materi dan Non-Materi

Paradigma Materi dan Non-Materi

Pendahuluan

Paradigma yang saya maksud adalah cara pandang atau dasar pemikiran bagaimana melihat sesuatu. Materi yang saya maksud adalah terutama yang berhubungan dengan duit dan non-materi terutama hal-hal yang berhubungan dengan pikiran dan moral, tentu moral disini bagian yang tidak berhubungan dengan duit karena itu dimasukkan dalam wilayah Materi.

Walau penggunaan istilah itu mungkin tidak sesuai dengan penggunaannya dalam subyek-subyek tertentu, tapi makna yang saya jelaskanlah yang saya pakai disini untuk membahas hal yang saya belum menemukan istilah yang lain. Untuk diketahui bahwa pembahasan dan penggunaan istilah itu berdasarkan bacaan saya atas kejadian-kejadian populer di media yang saya baca dan ketahui.

Fakta atau Kejadian Tersebut

–          Buku sekolahan yang dibakar, bedah buku yang dilarang, konser musik yang dilarang karena alasan moral dan hal-hal yang berhubungan dengan setan, konflik pendirian rumah agama apapun agamanya, pembakaran dan pembunuhan karena beda aliran pemikiran.

–          Korupsi, pemecatan massal, pengerukan sumber daya alam oleh orang luar daerah, bantuan ke bank-bank yang bangkrut, ratusan tempat tinggal terbenam lumpur Lapindo.

Bacaan saya menghasilkan bahwa lembaga-lembaga keagamaan cenderung minim menanggapi hal-hal menyangkut duit dibanding dengan hal-hal yang menyangkut pemikiran/iman atau moral agama.

Paradigma atau Worldview

Permasalahan non-materi ditanggapi bahkan dengan mengorbankan nyawa sendiri dan mengancap/mencabut kehidupan dan keamanan pelaku kesalahan non-materi.

Walaupun secara normatif ada kelompok-kelompok agama yang menyatakan bahwa materi dan non-materi berjalan seimbang, tapi secara massif dan aktif hal normatif itu tidak berjalan. Karena memang hal-hal non-materi ini dianggap lebih perlu diperjuangkan oleh kaum agamawan. Diranah non-materi inilah hubungan langsung dengan konsep balasan/pahala dalam agama.

Tuhan pun dianggap tinggal di ranah non-materi, sehingga hal-hal yang non-materi dianggap lebih berhubungan dengan Tuhan; membelanya berarti membela Tuhan!

 

 

Tinggalkan komentar